Sabtu, 19 Maret 2011

Menembus Dinding Tebal "Riau-Jakarta"



Ketika rezim Orde Baru berkuasa, praktis hampir tak satu pun putra Riau yang mampu menjadi tokoh dan memegang peranan penting pada level nasional. Antara Jakarta dan Riau pun ibarat terpisah oleh dinding yang teramat tebal.Saat itu kita hanya mempunyai Letjen Syarwan Hamid, seorang putra Riau yang karir militernya cukup bersinar di pusat. Nama Syarwan mulai popular, ketika ia menjadi Kapuspen ABRI. Kemudian kariernya terus berlanjut hingga menjadi Kasospol ABRI dan Menteri Dalam Negeri. Diluar itu, tidak ada satu pun tokoh Riau yang mampu “menembus” benteng pertahanan pusat. Meskipun demikian, seiring bergantinya rezim pemerintahan, pelan namun pasti, satu persatu putra Riau mulai bermunculan menjadi tokoh nasional. Siapa saja mereka?  

Laporan: Subur Ratno, Pekanbaru

AZLAINI AGUS kini bisa bernafas dengan lega. Keinginannya untuk kembali berkantor di “Ibukota” Jakarta tercapai sudah. Namun kali ini ia bukan duduk sebagai anggota DPR RI, melainkan sebagai anggota Ombudsment Republik Indonesia (ORI). Namanya terpilih menjadi salah seorang anggota ORI dalam rapat Komisi II DPR RI, Rabu (19/1).  Terpilih menjadi anggota ORI seakan menjadi obat penawar atas kegagalan Azlaini pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 lalu. Pada pemilu lalu, Azlaini merupakan calon anggota DPR RI, namun gagal melenggang ke Senayan. Padahal, ia merupakan “incumbent” karena pada saat itu dirinya sedang menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009.
Kiprah perempuan yang sering dijuluki “Singa Betina” dari Riau di lembaga legislatif pusat pun tergolong bersinar. Ia dikenal sebagai anggota DPR yang vocal. Politisi PAN ini tampil berani saat rapat-rapat di DPR. Tak heran, kalau ia kerap diminta tampil menjadi pembicara diberbagai televisi nasional. Kini, dewi fortuna tampaknya sedang bersama Azlaini Agus. ORI akan menjadi kendaraan terbaik “srikandi” dari Riau ini untuk berkiprah lebih luas pada tataran nasional.
Mengenai tugas barunya itu, Azlaini mengatakan bahwa UU No. 37/Tahun 2008 tentang Ombudsman RI dan UU No. 25/Tahun 2009 tentang pelayanan publik, ORI diberikan amanah tugas tanggungjawab dan wewenang dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan publik di Republik. Mantan anggota komisi III DPR RI itu mengakui selama ini banyak orang tidak kenal dengan Ombudsman. Kondisi tersebut disebabkan adanya azas yang bersifat universal dan tak bisa dilanggar dalam pelaksanaan tugas Ombudsman yakni azas kerahasiaan.
            DUA BULAN menjelang berakhirnya tahun 2010, salah seorang putra terbaik Riau juga terpilih menjadi salah seorang hakim agung ad hoc Tipikor di Jakarta. Dialah Syamsul Rakan Chaniago. Publik di bumi lancang kuning mengenalnya sebagai salah seorang pengacara yang handal. Kehebatannya dalam hal menangani perkara tidak diragukan lagi. Suaranya juga terkenal vokal yang terkadang membuat pemerintah sedikit gerah. Bersama kawan-kawannya ia pernah mendirikan Fraksi Aryaduta, sebuah perkumpulan tokoh-tokoh masyarakat tempat saling berdiskusi tentang banyak hal. Nama Aryaduta diambil dari nama sebuah hotel tempat ia dan kawan-kawannya biasa berkumpul.
"Saya hakim ad hoc tipikor yang ditaruh di MA dan pertama berasal dari Riau. Sebelumnya kan ada pak Abbas Said, tapi kan itu hakim agung biasa," ujar Syamsul sesaat setelah acara pelantikan di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (27/10/2010). Menurut Syamsul, dirinya mengaku sangat senang dan bahagia dapat terpilih sebagai hakim ad hoc tipikor tingkat kasasi. Ia pun menganggap hal tersebut anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
"Pertama saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa akhirnya ada putra Riau di tingkat MA," jelasnya. Oleh karena itu, Syamsul berharap masyarakat di Riau tidak melakukan perbuatan kejahatan korupsi. Sebab, jika muncul kasus tersebut, hal itu merupakan beban moral sendiri baginya lantaran menyandang status putra Riau. "Kita berharap tidak banyak korupsi menjadi-jadi, agar saya tidak ada beban moral,"jelasnya.
            MASIH dalam tahun 2010 juga, orang nomor satu di Riau yakni Gubernur Riau HM Rusli Zainal juga melenggang menjadi tokoh nasional, dengan terpilihnya ia sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI masa bakti 2010-2015. SOKSI merupakan organisasi yang melahirkan berdirinya Partai Golkar. Rusli Zainal terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Depinas SOKSI Munas IX (lanjutan) di Hotel Royal Safari Garden, Cisarua, Bogor, Jawa Barat pada 23 Juni 2010. Ini membuktikan bahwa Rusli Zainal telah menjadi figur pimpinan nasional.
Secara resmi, HM Rusli Zainal kemudian melantik pengurus Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI periode 2010-2015 pada Senin (4/10) di Balai Kartini, Jakarta. Pelantikan juga dihadiri Ketua Dewan Pembina Soksi Oetojo Oesman. ‘’Kita akan buktikan bahwa Depinas sekarang ini adalah ujung tombak dan siap memenangkan Golkar pada 2014 mendatang. Beban kita memang berat, tapi ini adalah tugas mulia. Saya tegaskan, bahwa Soksi tetaplah satu. Dan kepengurusan terbentuk sesuai dengan azas, amanat pendiri, sesepuh dan AD/ART organisasi yang menjadi acuan tertinggi,” tegas Rusli.
Sebelum itu, pada Munas Partai Golkar yang diselenggarakan di Pekanbaru dan memenangkan Aburizal Bakrie, Rusli Zainal juga sebenarnya sudah tercatat sebagai tokoh nasional. Karena dalam struktur kepengurusan Aburizal, ia masuk menjadi salah seorang Ketua DPP Partai Golkar.
JAUH sebelum itu juga, tercatat salah seorang putra terbaik Riau menjadi tokoh nasional, yakni Ir. Lukman Edi. Ia menjabat sebagai sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa. Melalui PKB, kemudian mengantarkan putra kelahiran Indragiri Hilir ini menjadi menteri Pengentasan Desa Tertinggal (PDT). Lukman Edi pun mencatatkan sejarah baru bagi Bumi Lancang Kuning, satu-satunya putra daerah Riau yang terpilih menjadi menteri setelah Letnan Jendral Syarwan Hamid. Meski saat ini ia sudah tidak menjadi menteeri lagi, namun ia masih menjabat sebagai anggota DPR RI dari PKB.
DERETAN  nama lain juga menjadi catatan kita, seperti Wan Abu Bakar yang terpilih menjadi salah seorang Ketua DPP PPP. Dikalangan generasi muda, tercatat nama seperti Sahril Abubakar yang menjadi salah seorang Ketua DPP SPSI, Mafirion menjadi salah seorang pengurus PSSI. Dan juga Yulisman yang menjadi salah seorang wakil ketua DPP KNPI. Tidak salah lagi, selangkah lagi Provinsi Riau akan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin masional***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar